Senin, 23 Agustus 2010

BURLIAN


Pernah membaca karya-karya Tere-Liye? Buku pertama yang saya baca adalah “Pukat”, lalu semakin tertarik dengan tulisan-tulisan yang lainnya, membuat saya memburu “Burlian” yang tenyata walaupun sebagai adik, tetapi terbit dulu. Tak apalah walau bacanya terbalik.

Katanya SERIAL ANAK-ANAK MAMAK ini akan ada 4 buku, Burlian, Pukat, Eliana, dan Amelia. Sesuai dengan nama anak-anak Mamak yang berjumlah empat orang.

Seperti buku sebelumnya yang saya baca, yang masih bertemakan sosial, saya lagi-lagi disuguhkan dengan cerita yang mengesankan, banyak pesan moral. Saya malah tersindir hebat saat Burlian menagih janji Mamak untuk membelikannya sepeda setelah dia tamat mengaji. Namun karena ada hal yang lebih penting, Mamak menundanya. Ini membuat Burlian marah besar dan menganggap Mamaknya pembohong. Burlian Mogok makan dan tidak mau tidur di dalam rumah. Akhirnya Bapak menemaninya tidur diluar rumah sambil bercerita tentang seorang ibu yang berusaha menyelamatkan anaknya yang saat itu berumur 2 tahun dari serangan lebah. Sang ibu akhirnya digigit lebah hingga punggungnya bengkak demi anaknya yang akhirnya diketahui bahwa itu adalah Mamak yang menolong Burlian ketika dia kecil. Keesokan hari, sepeda itu telah dibeli, bukan karena Mamak telah punya uang, karena panen kopi masih enam bulan lagi. Dikemudian hari, diketahui bahwa Mamak telah mengadaikan mahar sekaligus cincin pernikahannya. Hey, zaman dulu tidak ada kamera, sehingga tak ada kenangan lagi setelah cincin itu ternyata hilang dipegadaian. Mamak menangis.


“Jangan pernah membenci Mamak kau, jangan sekali-sekali. Karena jika kau tahu sedikit saja apa yang telah ia lakukan demi kau, Amelia, Kak Pukat dan Ayuk Eli, maka itu sejatinya bahkan belum sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta, serta rasa sayangnya pada kalian.”

Selain menceritakan Burlian di dalamnya, kita akan mendapat banyak pengetahuan mengenai kearifan lokal penduduk kampung. Bagaimana kebijakan leluhur kampung dengan ‘sungai larangan’ nya dapat melindungi habitat rusa. Dengan kebijakan leluhur kampung para penduduknya hanya mengambil ikan di sungai secukupnya, berburu burung seperlunya,tidak menebas rotan semaunya demi menjaga keseimbangan alam, agar hutan tetap bersahabat.

Buku ini penuh hikmah, memotivasi pembaca untuk bermimpi dan terus menjulangkan cita-cita. Cara Tere-Liye dalam mengambarkan detail dari cerita mampu membawa pembaca masuk dalam perkampungan dibukit barisan. Tertawa, sedih dan amarah. Saya kembali dibuat berdecak. Plok plok plok plokkkkkk…..

Judul Buku : Burlian
Penulis : tere-liye
Penerbit : Republika
Tebal : 343 Halaman
Harga : Rp. 50.000,-

8 komentar:

Unknown mengatakan...

wah, jadi penasaran nih.

Ana mengatakan...

ini lanjutannya sambu yang kemarin ya? aku baru inget, tere liye itu yang ngarang "hafalan solat delisa" yang bagus itu juga bukan?
reviewnya baguus nih. hihihi.. bikin terharu kata-kata mamaknya..

oya, menjawab pertanyaanmu di blogku, yang kamu maksud buku favorit itu cover-cover buku yang judulnya "ana's book montage" itu ya?

itu widgetnya aku ambil dari goodreads.com. jadi kalau mau ada widgetnya, kamu harus jadi anggota goodreads dulu.. nanti kalau udah, add aku jadi friendmu ya.. :)

bonk AVA mengatakan...

salam kenal ya... visit my blog, maaf aku baru bisa majang link kamu, thank,s ya udah mau tukeran link....

attayaya jadi anak smp mengatakan...

yup bener, jangan pernah membenci mamak/ibu/emak

sungai larangan adalah satu usaha menyelaraskan hidup dengan lingkungan

Rezky Pratama mengatakan...

aku gak biasa baca buku e
tolong di dongengin aja ya mbak?

Nyayu Amibae mengatakan...

Kunjungan perdana, salam kenal...

>> huft, aku suka sekali review bukunya sis, smoga kita bisa jadi sahabat... ^_^

Ifan Qomarudin mengatakan...

Mudah2an cerita tersebut mampu menginspirasi keluarga di negri ini. Insya Allah koruptornya berkurang.

Alvita Rd mengatakan...

aaah, sya jadi pengen baca keempat-empatnya....